Minggu, 08 Desember 2013

MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Teknik Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning, MRP) digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent) pada item-item ditingkat (level) yang lebih tinggi. Kebutuhan pada item-item yang bersifat tergantung merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item yang lain, seperti dalam kasus dimana bahan baku dan komponen assembling yang digunakan untuk memproduksi produk jadi.

1.2              Rumusan masalah
1.      Apa pengertian MRP ?
2.      Sebutkan  karakteristik dari MRP ?
3.      Sebutkan keuntungan dari MRP ?
4.      Sebutkan tingkat fakto kesulitan dalam MRP ?



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN MRP (Material Requirements Planning)
MRP adalah suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan produk dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan kebutuhan.
MRP adalah lebih dari sekedar metode proyeksi kebutuhan-kebutuhan akan komponen individual dari suatu produk. Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama : control tingkat persediaan, penugasan komponen berdasar urutan prioritas, dan penentuan kebutuhan kapasitas (capacity requirement)pada tingkat yang lebih detail daripada proses perencanaan pada rough-cut capacity-requirements.
Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu Pengendalian persediaan dan Penjadwalan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang kompleks dan tidak pasti.



Elemen-elemen MRP :
1.      Penjadwalan Induk (Master scheduling)
Bertujuan untuk menentukan output fungsi operasi.
2.      Bagan Bahan (Bill of Material)
Bahan-bahan apa saja dan berapa kompisisi untuk suatu produk.
3.      Catatan Sediaan (Inventory Record)
Catatan dari akumulasi transaksi sediaan yang terjadi di perusahaan atau pabrik.
4.      Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)

2.2       Karakteristik Dasar Sistem MRP
Manajemen persediaan system MRP memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Perhatian terhadap kapan dibutuhkan
Integrasi pemikiran antara fungsi pengawasan produksi dan manajemen prsediaan mengakibatkan pergeseran perhatian terhadap kapan dibutuhkan ketimbang perhatian langsung terhadap kapan melakukan pemesanan.
2.      Perhatian terhadap prioritas pemesanan
Adanya kesadaran bahwa semua pesanan konsumen tidak memiliki prioritas yang sama.
3.      Penundaan pengiriman permintaan
Konsekuensi dari prioritas pesanan menghasilkan konsep penundaan pengiriman yaitu menunda produksi atau pesanan terhadap item yang telah dijadwal, untuk memaksimumkan keseluruhan operasi.

4.      Fungsi integrasi
Pengawasan produksi dan manajemen persediaan dipandang sebagai fungsi yang terintegrasi.
Ada empat tahap dalam proses perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Netting
2.      Lotting
3.      Offsetting
4.      Ekploding
Faktor Kesulitan Dalam MRP
Terdapat lima faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam proses MRP, yaitu:
1        Struktur Produk
Semakin rumit struktur produk, akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula. Struktur produk yang komleks terutama kearah vertical, akan membuat proses penentuan kebutuhan bersih, penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan saat yang tepat melakukan pasanan, dan penentuan kebutuhan kotor menjadi berulang-ulang.
2        Ukuran Lot
Jika dilihat dari cara pendekatan masalah, terdapat dua aliran dalam penentuan ukuran lot yaitu, a) pendekatan period dan 2) level by level
3        Tenggang Waktu
Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambah kerumitan dalam proses MRP. Oleh karena itu kita dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat suatu komponen harus selesai atau disebut dengan lintasan kritis.
4.  Perubahan Kebutuhan
MRP dirancang untuk menjadi suatu system yang peka terhadap perubahan baik perubahan dari luar (permintaa) maupun perubahan dari dalam (kapasitas). Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan masalah, perubahan kebutuhan produk akhir tidak hanya mempengaruhi rencana pemesanan, tetapi juga mempengaruhi jumlah kebutuhan yang diinginkan.
5.Komponen Yang Bersifat Umum (Communality)
Adanya komponen yang bersifat umum (dibutuhkan lebih dari satu induk item) akan menimbulkan kesulitan apabila komponen umum tersebut berada pada level yang berbeda. Sehingga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi, baik dalam jumlah maupun waktu pelaksanaan pemesanan.
Dan yang terakhir adalah keuntungan dari MRP (Heizer,et.al., 1993) yaitu sebagai berikut: 
1.      Meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
2.      Meningkatan utilitas dan dari fasilitas dan tenaga kerja.
3.      Perencanaan persediaan dan penjadwalan menjadi lebih baik.
4.      Respon terhadap perubahan pasar menjadi cepat.
5.      Mengurangi level persediaan tanpa mengurangi pelayanan pelanggan.