BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Teknik
Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning, MRP)
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang
tergantung (dependent) pada item-item ditingkat (level) yang lebih
tinggi. Kebutuhan pada item-item yang bersifat tergantung merupakan hasil dari
kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi
item yang lain, seperti dalam kasus dimana bahan baku dan komponen assembling
yang digunakan untuk memproduksi produk jadi.
1.2
Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian MRP ?
2. Sebutkan karakteristik dari MRP ?
3. Sebutkan
keuntungan dari MRP ?
4. Sebutkan
tingkat fakto kesulitan dalam MRP ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
MRP (Material Requirements Planning)
MRP adalah suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan produk dalam
proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan
kebutuhan.
MRP adalah lebih dari sekedar metode
proyeksi kebutuhan-kebutuhan akan komponen individual dari suatu produk. Sistem
MRP mempunyai tiga fungsi utama : control tingkat persediaan, penugasan
komponen berdasar urutan prioritas, dan penentuan kebutuhan kapasitas (capacity
requirement)pada tingkat yang lebih detail daripada proses perencanaan
pada rough-cut capacity-requirements.
Perencanaan MRP ini mencakup semua
kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua
fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu Pengendalian persediaan dan Penjadwalan
produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu sendiri adalah untuk menentukan
kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi induk, mengendalikan
persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid dan up-to date,
serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang kompleks dan tidak
pasti.
Elemen-elemen MRP :
1. Penjadwalan
Induk (Master scheduling)
Bertujuan untuk menentukan output fungsi operasi.
2. Bagan Bahan
(Bill of Material)
Bahan-bahan apa saja dan berapa kompisisi untuk suatu
produk.
3. Catatan
Sediaan (Inventory Record)
Catatan dari akumulasi transaksi sediaan yang terjadi
di perusahaan atau pabrik.
4. Perencanaan
Kapasitas (Capacity Planning)
2.2 Karakteristik
Dasar Sistem MRP
Manajemen persediaan system MRP memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Perhatian terhadap
kapan dibutuhkan
Integrasi pemikiran antara fungsi pengawasan produksi
dan manajemen prsediaan mengakibatkan pergeseran perhatian terhadap kapan
dibutuhkan ketimbang perhatian langsung terhadap kapan melakukan pemesanan.
2. Perhatian
terhadap prioritas pemesanan
Adanya kesadaran bahwa semua pesanan konsumen tidak
memiliki prioritas yang sama.
3. Penundaan
pengiriman permintaan
Konsekuensi dari prioritas pesanan menghasilkan konsep
penundaan pengiriman yaitu menunda produksi atau pesanan terhadap item yang
telah dijadwal, untuk memaksimumkan keseluruhan operasi.
4. Fungsi
integrasi
Pengawasan produksi dan manajemen persediaan dipandang
sebagai fungsi yang terintegrasi.
Ada empat tahap dalam proses
perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Netting
2. Lotting
3. Offsetting
4. Ekploding
Faktor
Kesulitan Dalam MRP
Terdapat
lima faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam proses MRP, yaitu:
1 Struktur Produk
Semakin
rumit struktur produk, akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula.
Struktur produk yang komleks terutama kearah vertical, akan membuat proses
penentuan kebutuhan bersih, penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan saat
yang tepat melakukan pasanan, dan penentuan kebutuhan kotor menjadi
berulang-ulang.
2 Ukuran Lot
Jika dilihat
dari cara pendekatan masalah, terdapat dua aliran dalam penentuan ukuran lot
yaitu, a) pendekatan period dan 2) level by level
3 Tenggang Waktu
Perbedaan
dalam tenggang waktu akan menambah kerumitan dalam proses MRP. Oleh karena itu
kita dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat
suatu komponen harus selesai atau disebut dengan lintasan kritis.
4. Perubahan
Kebutuhan
MRP
dirancang untuk menjadi suatu system yang peka terhadap perubahan baik
perubahan dari luar (permintaa) maupun perubahan dari dalam (kapasitas).
Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan masalah, perubahan kebutuhan produk
akhir tidak hanya mempengaruhi rencana pemesanan, tetapi juga mempengaruhi
jumlah kebutuhan yang diinginkan.
5.Komponen
Yang Bersifat Umum (Communality)
Adanya
komponen yang bersifat umum (dibutuhkan lebih dari satu induk item) akan
menimbulkan kesulitan apabila komponen umum tersebut berada pada level yang
berbeda. Sehingga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi, baik dalam jumlah
maupun waktu pelaksanaan pemesanan.
Dan yang terakhir adalah keuntungan
dari MRP (Heizer,et.al., 1993) yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan
pelayanan dan kepuasan pelanggan.
2. Meningkatan
utilitas dan dari fasilitas dan tenaga kerja.
3. Perencanaan
persediaan dan penjadwalan menjadi lebih baik.
4. Respon
terhadap perubahan pasar menjadi cepat.
5. Mengurangi
level persediaan tanpa mengurangi pelayanan pelanggan.